KEANEKARAGAMAN HEWAN (SERANGGA)
(Laporan Praktikum Ekologi)
Di Susun
Oleh
Nama : Fenti Erlina
NPM : 911.06.0044
Dosen : Eko Kuswanto, M.Si.
TADRIS
BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2012
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1
Latar Belakang ...........................................................................................
1.2
Tujuan Praktikum .......................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
BAB III . METODELOGI PENELITIAN
...........................................................
3.1 Alat dan Bahan .........................................................................................
3.2 Metode Penelitian .....................................................................................
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ...............................
4.1 Hasil Pengamatan ......................................................................................
4.2 Pembahasan................................................................................................
BAB V. KESIMPULAN ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi akibat adanya perbedaan warna,
ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan
keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri
antar makhluk hidup. Untuk dapat mengenal makhluk hidup khususnya pada hewan
berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya dapat dilakukan melalui pengamatan
ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah
laku, dan beberapa ciri lain yang dapat diamati.
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis hewan pada suatu tempat dapat menentukan indeks keanekaragaman suatu
komunitas, sangatlah diperlukan pengatahuan atau keterampilan dalam
mengindentifikasi hewan. Bagi seseorang yang sudah terbiasa pun dalam melakukan
indentifikasi hewan sering membutuhkan waktu yang lama, apalagi yang belum
terbiasa. Karena itu untuk kajian dalam komunitas dan indeks keanekaragaman
sering didasarkan pada kelompok hewan, misalnya, familia, ordo atau kelas dan
hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan dan pengalaman.
Mengingat keanekaragaman spesies dan jumlah hewan yang berada di daerah
tropis jauh lebih banyak di bandingkan dengan daerah temperatur dan daerah
beriklim dingin. Untuk beberapa tujuan yang praktis, ada suatu cara penentuan
untuk mendukung indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas tanpa harus
mengetahui nama masing-masing jenis hewan sama atau tidak/berbeda pada pola
pengurutan pengambilan sampel yang dilakukan secara aacak pada saat pengamatan
di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itu dikemukakan oleh
Kennedy pada tahun 1997 (Umar, 2009).
Komunitas yang mengalami situasi lingkungan yang kurang menyenangkan dimana
kondisi fisik terus-menerus menderita, kadang kala atau secara berkala,
cenderung terdiri atas sejumlah spesies yang jumlahnya kecil tetapi berlimpah
(Setiadi, 1990). Untuk beberapa tujuan yang paktis, ada suatu cara penentuan
untuk menduga indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas, tanpa harus
mengetahui nama masing-masing jenis hewan dan kelompok hewan. Kemampuan yang
diperlukan hanya menyatakan, apakan kedua jenis hewan sama atau tidak/berbeda
pada pola urutan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pada saat
pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itu
dikemukakan oleh Kennedy (Setiadi, 1990).
Untuk mengetahui bagaimana perbedaan kelembaban relative udara pada
tempat/lokasi yang berbeda serta untuk melatih para mahasiswa dalam menggunakan
peralatan sederhana dalam mengukur kelembaban relativ udara, maka dilakukanlah
percobaan ini.
1.2
Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan agar mahasisiwa/i dapat mengetahui :
1 Jenis dan spesies serangga yang berada di
area yertentu.
2 Perhitungan indeks dominansi (D) dan
indeks Keanekaragaman Shanon Wiener (H’).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi menurut Begon
adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan kemelimpahan makhluk hidup
dan interaksi yang disebabkan oleh distribusi dan kelimpahan tersebut. Odum
mendefinisikan ekologi sebagai studi tentang hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelmpok
organisme terhadap lingkungannya atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme
hidup dan lingkungannya. Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk
menyatakan struktur komunitas. Ukuran keanekaragaman dan penyebabnya mencakup
sebagian besar pemikiran tentang ekologi. Hal itu terutama karena
keanekaragaman dapat menghasilkan kestabilan dan dengan demikian berhubungan
dengan sentral ekologi.
Konsep komunitas
adalah suatu prinsip ekologi yang penting yang menekan keteraturan yang ada
dalam keragaman organisme hidup dalam habitat apapun. Suatu komunitas bukan
hanya merupakan pengelompokan secara serampangan hewan dan tumbuhan yang hidup
secara mandiri satu sama lain namun mengandung komposisi kekhasan taksonomi,
dengan pola hubungan tropik dan metabolik yang tertentu. Konsep komunitas
sangatlah penting dalam penerapan praktis prinsip-prinsip ekologi karena cara
terbaik untuk mendorong atau membasmi pertumbuhan suatu organisme adalah
memodifikasi komunitas dan bukannnya menanganinya secara langsung. Diantara
banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya beberapa spesies atau
grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam memfungsikan keseluruhan
komunitas. Kepentingan relatif dari oganisme dalam suatu komunitas tidak
ditentukan oleh posisi taksonominya namun oleh jumlh, ukuran, poduksi dan
hubungan lainnya (Michael, 1990).
Komunitas diberi
nama dan digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat
fisik atau kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap
lokasi tertentu berdasakan pada pembedaan zona atau gradien yang terdapat dalam
daerah tersebut. Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin beragam
komunitasnya karena batas yang tajam terbentuk oleh perubahan yang mendadak
dalam sifat fisik lingkungan. Angka perbandingan antara jumlah spesies dan
jumlah total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai keragaman
spesies. Ini berkaitan dengan kestabilan lingkungan dan beragam dengan
komunitas berbeda. Keragaman sangatlah penting dalam menentukan batas kerusakan
yang dilakukan terhadap sistem alam oleh turut campurnya manusia (Michael,
1990).
Suatu populasi
memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu-individu yang membangun
populasi tesebut. Kekhasan dasar suatu populasi yang menarik bagi seorang
ekolog adalah ukuran dan rapatannya. Jumlah individu dalam populasi mencirikan
ukurannya dan jumlah individu populasi dalam suatu daerah atau satuan volume
adalah rapatannya. Kelahiran (Natalitas), kematian (mortalitas), yang masuk
(imigrasi), dan yang keluar (emigrasi) dari anggota mempengaruhi ukuran dan
rapatan populasi. Kekhasan lain dari populasi yang penting dari segi ekologi
adalah keragaman morfologi dalam suatu populasi alam sebaan umur, komposisi
genetik dan penyebaran individu dalam populasi (Odum, 1993). Keanekaragaman
hayati yang ada pada ekosistem pertanian seperti persawahan dapat
mempengaruhipertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu dalam sistem perputaran
nutrisi, perubahan iklim mikro, dan detoksifikasi senyawa kimia. Serangga
sebagai salah satu komponen keanekaragaman hayati juga memiliki peranan penting
dalam jaring makanan yaitu sebagai herbivor, karnivor, dan detrivor (Bayu,
2011).
Pada suatu
tempat atau area tertentu terdapat berbagai macam spesies serangga yang hidup
atau yang menempati, untuk mengetahui keanekaragaman serangga yang hidup di
area tertentu maka dapat mengunakan perhitungan menggunakan rumus Shanon Wiener
(H’) dan Indeks Dominansi (D).
Indeks Dominansi
D = ∑ (ni/N)2 keterangan
: D : Indeks Domonansi Simpson
ni
: Jumlah Individu tiap spesies
N
: Jumlah Individu seluruh spesies
Indeks Shanon
Wienet (H’)
H’ = -∑ pi log pi keterangan : H’ : Indeks Keanekaragaman Shanon Wiener
pi = ni/N = Kelimpahan relative spesies
Diantara banyak
organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya spesies atau grup yang
memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam memfungsikan keseluruhan
komunitas. Kepentingan relatif dari organisme dalam suatu komunitas tidak
ditentukan oleh posisitaksonominya tetapi jumlah, ukuran, produksi dan hubungan
lainnya. Tingkat kepentingan suatu spesies biasanya dinyatakan oleh indeks
keunggulannya (dominansi). Komunitas diberi nama dan digolongkan menurut
spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik, atau kekhasan
fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi tertentu
berdasarkan pada pembedaan zone atau gradien yang terdapat dalam daerah
tersebut. Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin beragam komunitas
karena batas yang tajam terbentuk oleh perbahan yang mendadak dalam sifat
fisika lingkungan. Angka banding antara jumlah spesies an jumlah total individu
dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai keanekaragaman spesies. Ini berkaitan
dengan kestabilan lingkungan dan beragam komunitas berbeda (Wolf, 1992).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Pada praktikum
ekologi tentang keanekaragaman hewan (serangga) alat yang dipergunakan adalah fitfall
traps (perangkap sumuran) yang terbuat dari cangkir plastik, direct traps
(perangkap langsung contohnya menggunakan jarring ayun), perangkap nampan,
pinset. Bahan yang dipergunakan pada praktikum ini adalah lem vaselin, air
diterjen, alkohol 70%, air. Praktikum dilaksanakan di kampus IAIN Raden Intan
Lampung pada hari senin tanggal 9 April 2012 pukul 10.30 wib.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1
Penggunaan Pitfall Traps
1. Membuat lubang
yang didalamnya diletakkan gelas plastik yang berisi air diterjen + alkohol
70%.
2. Setelah itu
melakukan pengamatan selama kurang lebih satu minggu.
3. Mencatat hasil
pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel yang telah tersedia.
3.3.2 Penggunaan Direct Traps
1. Mengayunkan
jaring ke kiri dan ke kanan secara bolak-balik sebanyak 20 kali sambil
berjalan.
2. Mencatat hasil
pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel yang telah tersedia.
3.3.3 Penggunaan Perangkap Nampan
1. Meletakkan
nampan yang berisi air deterjen dan meletakkannya di area tertentu.
2. Setelah itu
melakukan pengamatan selama kurang lebih satu minggu.
3. Mencatat hasil
pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel yang telah tersedia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Jumlah Individu (n) dan Spesies (s)
No
|
Ordo
|
Familia
|
Jenis Perangkap
|
|||||
Fitfall
|
Jaring Ayun
|
Nampan Kuning
|
||||||
n
|
S
|
n
|
S
|
n
|
S
|
|||
1
|
Hymenoptera
|
Kamilidae
|
3
|
Solenopsis
sp.
|
-
|
-
|
3
|
Solenopsis
sp.
|
2
|
Hymenoptera
|
Formicidae
|
7
|
Lasius fuliginosus
|
-
|
-
|
10
|
Lasius fuliginosus
|
3
|
Odonata
|
Epiprocta
|
-
|
-
|
2
|
Anax junius
|
-
|
-
|
4
|
Orthoptera
|
Acrididae
|
-
|
-
|
1
|
Oxya chinensis
|
-
|
-
|
5
|
Lepidoptera
|
Hesperioidea
|
-
|
-
|
1
|
Cethosia myrina
|
-
|
-
|
6
|
Hymenoptera
|
Formicidae
|
-
|
-
|
1
|
Xylocopa latipes
|
-
|
-
|
Perhitungan Indeks Dominansi (D) dan Indeks
Shanon-Wiener (H’)
Indeks dominansi
(D)
Spesies rang-rang
(Solenopsis sp.)
D = ∑ (ni/N)2 H’
= -∑ pi log pi
= ∑
(6/28)2 = -∑ 0,0041 log 0,0041
=
∑ (0,21)2 = -∑ 0,0041 . – 2.387
=
0,0041 =
0,0098
Spesies capung (Anax junius)
D = ∑ (ni/N)2 H’
= -∑ pi log pi
= ∑ (2/28)2
= -∑ 0,005041 log 0,005041
= ∑ (0,071)2 = -∑ 0,005041 . – 2,2975
= 0,005041 =
5,2765
Spesies belalang (Oxya chinensis)
D = ∑ (ni/N)2 H’
= -∑ pi log pi
=
∑ (1/28)2 = -∑ 0,001275 log 0,001275
=
∑ (0,0357)2 = -∑ 0,001275 . -2,895
= 0,001275 = 0,00369
Spesies kupu-kupu (Cethosia myrina)
D = ∑ (ni/N)2 H’
= -∑ pi log pi
=
∑ (1/28)2 = -∑ 0,001275 log 0,001275
=
∑ (0,0357)2 = -∑ 0,001275 . -2,895
= 0,001275 = 0,00369
Spesies tawon (Xylocopa
latipes)
D = ∑ (ni/N)2 H’
= -∑ pi log pi
=
∑ (1/28)2 = -∑ 0,001275 log 0,001275
=
∑ (0,0357)2 = -∑ 0,001275 . -2,895
= 0,001275 = 0,00369
4.2
Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan
setelah melalui proses pengamatan dan perhitungan,
maka diperoleh hasil Indeks Dominansi (D) untuk perhitungan yaitu pada setiap spesies
berbeda dari spesies rang-rang (Solenopsis sp.) 0,0041, spesies capung (Anax junius) 0,005041
dan untuk spesies belalang (Oxya
chinensis), spesies kupu-kupu (Cethosia
myrina), spesies tawon (Xylocopa latipes) memiliki nilai yang sama pada
indeks dominansi yaitu 0,001275.
Dan untuk nilai Indeks
Shanon-Wiener (H’) setelah melalui proses pengamatan dan perhitungan, maka diperoleh hasil spesies
rang-rang (Solenopsis sp.) 0,0098, spesies capung (Anax junius) 5,2765, dan untuk spesies
belalang (Oxya chinensis), spesies
kupu-kupu (Cethosia myrina), spesies
tawon (Xylocopa latipes) memiliki nilai yang sama pada indeks dominansi
yaitu 0,00369.
Berdasarkan
hasil yang diperoleh tersebut dapat simpulkan bahwa lingkungan tempat
pengambilan sampel tersebut masih kurang stabil, artinya lingkungan tempat
pengambilan sampel sudah terpengaruh oleh hal-hal yang bisa membuat populasi
serangga di tempat itu berkurang, pencemaran yang terjadi di sekitar kampus
IAIN Lampung sudah memberi pengaruh yang cukup berarti pada serangga yang
berada disekitar daerah kampus. Lingkungan tempat pengambilan sampel menjadi
habitat yang tidak cocok untuk serangga-serangga tersebut, sehingga jumlah
spesies serangga yang ada cenderung dalam jumlah yang banyak ada pula
sedikit. Pada percobaan ini tentang indeks keanekaragaman serangga di lingkungan
kampus, menggunakan alat yaitu fitfall traps (perangkap sumuran) yang terbuat
dari cangkir plastik, direct traps (perangkap langsung contohnya menggunakan
jarring ayun), perangkap nampan, yang berfungsi sebagai alat untuk menangkap
serangga.
Populasi
merupakan kelompok individu dari spesies yang sama yang secara morfologis dan
biokimia relative sama yang menempati suatu tempat pada waktu tertentu. Populasi
tersebut akan membentuk suatu komunitas, dimana komunitas adalah suatu kumpulan
berbagai macam organisme (hewan, tumbuhan, dan mikroba) yang hidup bersama
dengan saling berhubungan dan berinteraksi di dalam suatu daerah, dimana
nantinya komunitas akan membentuk suatu ekosistem, merupakan suatu sistem
di alam dimana organisme terdapat hubungan timbal balik anatara organisme
dengan organisme lainnya, juga dengan lingkungannya yang terhimpun dalam suatu
habitat.
Keanekaragaman
organisme di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut adalah
faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabil, yaitu ketinggian,
lintang, letak, dan pH. Jumlah spesies dalam komunitas adalah penting dari segi
ekologi karena keanekaragaman spesies akan bertambah bila habitat, stabil atau
sesuai dengan komunitas bersangkutan.
Dengan keadaan
lingkungan yang relatif stabil, serangga masih dapat menambah atau memperbesar
jumlah populasinya serta memperbanyak variasi individunya. Tetapi tidak menutup
kemungkinan suatu saat nanti populasi dari serangga akan berkurang begitu pula
dengan keanekaragamannya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya
pencemaran lingkungan, aktivitas manusia yang dapat mempersempit habitat
serangga tersebut serta makanan yang tersedia mulai berkurang sehinnga tingkat
kompetisi antara serangga menjadi tinggi sehingga serangga banyak yang
melakukan emigrasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan bahwa
indeks keanekaragaman serangga di kampus IAIN Lampung tepatnya bagian belakang
laboraturium dan samping kana laboraturium, dikategorikan rendah karena
diakibatkan oleh faktor lingkungan dan serangga tidak mampu beradaptasi karena
lokasi pengamatan itu yang tidak memiliki sumber makanan yang melimpah sehingga
mengakibatkan populasi serangga disekitar kampus terganggu.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil
praktikun yang telah dilaksanakan dapat di tarik kesimpulan :
1.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
keanekaragaman adalah faktor-faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa
faktor stabil, yaitu ketinggian, lintang, letak, dan pH.
2.
Pada penggunaan masing-masing alat spesies yang di
peroleh memiliki perbedaan dari jumlah, spesies dan ukuran spesies.
3.
Kurangnya kestabilan ekosistem di lingkungan kampus
IAIN Lampung mengakibatkan jumlah spesies yang di peroleh pun cukup sedikit.
4.
Adanya kompetisi pada tiap-tiap spesies pun
mempengaruhi keterbatasan spesies yang hidup di lingkungan kampus IAIN Lampung.
5.
Adanya campur tangan manusia mengakibatkan populasi
suatu organism dapat terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Bayu.
2011. Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem.[online] tersedia : www.
bayux3.blogdetik.com. Diakses pada tanggal 16 April 2012 pukul 20.00 WIB.
Lakitan, B.
1994. Ekologi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Michael, P. E. 1994. Metode Ekologi untuk
Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Universitas Indonesia : Jakarta.
Odum, Eugene. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.
Setiadi, Agus.
1990. Pengantar Ekologi. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Tim Dosen
Ekologi. 2012. Penuntun Praktikum ekologi . IAIN Lampung : Bandar
Lampung.
Wolf, L. 1992. Ekologi
Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
mksh bnyak mb'...
BalasHapusmksiii banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak
BalasHapusangkatan 2012 udah dapet ekologi?
BalasHapussaya biologi 2011 fmipa unila
waah dosennya Mas Eko Kuswanto, alumniku :D