Sabtu, 28 April 2012

laporan praktikum keanekaragaman hewan(serangga)


KEANEKARAGAMAN HEWAN (SERANGGA)
(Laporan Praktikum Ekologi)


                        Di Susun Oleh
                                                                    Nama   : Fenti Erlina
                   NPM   : 911.06.0044
Dosen  : Eko Kuswanto, M.Si.


                               
                                                   



TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2012







DAFTAR ISI


COVER                                                        
DAFTAR ISI  ..........................................................................................................      
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Tujuan Praktikum .......................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
BAB III. METODELOGI PENELITIAN ...........................................................
3.1  Alat dan Bahan .........................................................................................
3.2  Metode Penelitian .....................................................................................
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ...............................
4.1  Hasil Pengamatan ......................................................................................
4.2 Pembahasan................................................................................................
BAB V. KESIMPULAN ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA














BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antar makhluk hidup. Untuk dapat mengenal makhluk hidup khususnya pada hewan berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku, dan beberapa ciri lain yang dapat diamati.

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis hewan pada suatu tempat  dapat menentukan indeks keanekaragaman suatu komunitas, sangatlah diperlukan pengatahuan atau keterampilan dalam mengindentifikasi hewan. Bagi seseorang yang sudah terbiasa pun dalam melakukan indentifikasi hewan sering membutuhkan waktu yang lama, apalagi yang belum terbiasa. Karena itu untuk kajian dalam komunitas dan indeks keanekaragaman sering didasarkan pada kelompok hewan, misalnya, familia, ordo atau kelas dan hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan dan pengalaman.

Mengingat keanekaragaman spesies dan jumlah hewan yang berada di daerah tropis jauh lebih banyak di bandingkan dengan daerah temperatur dan daerah beriklim dingin. Untuk beberapa tujuan yang praktis, ada suatu cara penentuan untuk mendukung indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas tanpa harus mengetahui nama masing-masing jenis hewan sama atau tidak/berbeda pada pola pengurutan pengambilan sampel yang dilakukan secara aacak pada saat pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itu dikemukakan oleh Kennedy pada tahun 1997 (Umar, 2009).

Komunitas yang mengalami situasi lingkungan yang kurang menyenangkan dimana kondisi fisik terus-menerus menderita, kadang kala atau secara berkala, cenderung terdiri atas sejumlah spesies yang jumlahnya kecil tetapi berlimpah (Setiadi, 1990). Untuk beberapa tujuan yang paktis, ada suatu cara penentuan untuk menduga indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas, tanpa harus mengetahui nama masing-masing jenis hewan dan kelompok hewan. Kemampuan yang diperlukan hanya menyatakan, apakan kedua jenis hewan sama atau tidak/berbeda pada pola urutan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pada saat pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itu dikemukakan oleh Kennedy (Setiadi, 1990).

Untuk mengetahui bagaimana perbedaan kelembaban relative udara pada tempat/lokasi yang berbeda serta untuk melatih para mahasiswa dalam menggunakan peralatan sederhana dalam mengukur kelembaban relativ udara, maka dilakukanlah percobaan ini.


1.2  Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan agar mahasisiwa/i dapat mengetahui :
1      Jenis dan spesies serangga yang berada di area yertentu.
2      Perhitungan indeks dominansi (D) dan indeks Keanekaragaman Shanon Wiener (H’).










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi menurut Begon adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan kemelimpahan makhluk hidup dan interaksi yang disebabkan oleh distribusi dan kelimpahan tersebut. Odum mendefinisikan ekologi sebagai studi tentang hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelmpok organisme terhadap lingkungannya atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan struktur  komunitas. Ukuran  keanekaragaman dan penyebabnya mencakup sebagian besar pemikiran tentang ekologi. Hal itu terutama karena keanekaragaman dapat menghasilkan kestabilan dan dengan demikian berhubungan dengan sentral ekologi.

Konsep komunitas adalah suatu prinsip ekologi yang penting yang menekan keteraturan yang ada dalam keragaman organisme hidup dalam habitat apapun. Suatu komunitas bukan hanya merupakan pengelompokan secara serampangan hewan dan tumbuhan yang hidup secara mandiri satu sama lain namun mengandung komposisi kekhasan taksonomi, dengan pola hubungan tropik dan metabolik yang tertentu. Konsep komunitas sangatlah penting dalam penerapan praktis prinsip-prinsip ekologi karena cara terbaik untuk mendorong atau membasmi pertumbuhan suatu organisme adalah memodifikasi komunitas dan bukannnya menanganinya secara langsung. Diantara banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya beberapa spesies atau grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif dari oganisme dalam suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisi taksonominya namun oleh jumlh, ukuran, poduksi dan hubungan lainnya (Michael, 1990).

Komunitas diberi nama dan digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik atau kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi tertentu berdasakan pada pembedaan zona atau gradien yang terdapat dalam daerah tersebut. Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin beragam komunitasnya karena batas yang tajam terbentuk oleh perubahan yang mendadak dalam sifat fisik lingkungan. Angka perbandingan antara jumlah spesies dan jumlah total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai keragaman spesies. Ini berkaitan dengan kestabilan lingkungan dan beragam dengan komunitas berbeda. Keragaman sangatlah penting dalam menentukan batas kerusakan yang dilakukan terhadap sistem alam oleh turut campurnya manusia (Michael, 1990).

Suatu populasi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu-individu yang membangun populasi tesebut. Kekhasan dasar suatu populasi yang menarik bagi seorang ekolog adalah ukuran dan rapatannya. Jumlah individu dalam populasi mencirikan ukurannya dan jumlah individu populasi dalam suatu daerah atau satuan volume adalah rapatannya. Kelahiran (Natalitas), kematian (mortalitas), yang masuk (imigrasi), dan yang keluar (emigrasi) dari anggota mempengaruhi ukuran dan rapatan populasi. Kekhasan lain dari populasi yang penting dari segi ekologi adalah keragaman morfologi dalam suatu populasi alam sebaan umur, komposisi genetik dan penyebaran individu dalam populasi (Odum, 1993). Keanekaragaman hayati yang ada pada ekosistem pertanian seperti persawahan dapat mempengaruhipertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu dalam sistem perputaran nutrisi, perubahan iklim mikro, dan detoksifikasi senyawa kimia. Serangga sebagai salah satu komponen keanekaragaman hayati juga memiliki peranan penting dalam jaring makanan yaitu sebagai herbivor, karnivor, dan detrivor (Bayu, 2011).

Pada suatu tempat atau area tertentu terdapat berbagai macam spesies serangga yang hidup atau yang menempati, untuk mengetahui keanekaragaman serangga yang hidup di area tertentu maka dapat mengunakan perhitungan menggunakan rumus Shanon Wiener (H’) dan Indeks Dominansi (D).
Indeks Dominansi

D = ∑ (ni/N)2              keterangan : D : Indeks Domonansi Simpson
                                                                     ni  : Jumlah Individu tiap spesies
                                                                     N  : Jumlah Individu seluruh spesies

Indeks Shanon Wienet (H’)

H’ = -∑ pi log pi         keterangan : H’ : Indeks Keanekaragaman Shanon Wiener
                                                        pi = ni/N = Kelimpahan relative spesies

Diantara banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya spesies atau grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif dari organisme dalam suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisitaksonominya tetapi jumlah, ukuran, produksi dan hubungan lainnya. Tingkat kepentingan suatu spesies biasanya dinyatakan oleh indeks keunggulannya (dominansi). Komunitas diberi nama dan digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik, atau kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi tertentu berdasarkan pada pembedaan zone atau gradien yang terdapat dalam daerah tersebut. Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin beragam komunitas karena batas yang tajam terbentuk oleh perbahan yang mendadak dalam sifat fisika lingkungan. Angka banding antara jumlah spesies an jumlah total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai keanekaragaman spesies. Ini berkaitan dengan kestabilan lingkungan dan beragam komunitas berbeda (Wolf, 1992).






BAB III
METODELOGI PENELITIAN


3.1 Alat dan Bahan
Pada praktikum ekologi tentang keanekaragaman hewan (serangga) alat yang dipergunakan adalah fitfall traps (perangkap sumuran) yang terbuat dari cangkir plastik, direct traps (perangkap langsung contohnya menggunakan jarring ayun), perangkap nampan, pinset. Bahan yang dipergunakan pada praktikum ini adalah lem vaselin, air diterjen, alkohol 70%, air. Praktikum dilaksanakan di kampus IAIN Raden Intan Lampung pada hari senin tanggal 9 April 2012 pukul 10.30 wib.

3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Penggunaan Pitfall Traps
1. Membuat lubang yang didalamnya diletakkan gelas plastik yang berisi air diterjen + alkohol 70%.
2. Setelah itu melakukan pengamatan selama kurang lebih satu minggu.
3. Mencatat hasil pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel yang telah tersedia.
3.3.2 Penggunaan Direct Traps
1. Mengayunkan jaring ke kiri dan ke kanan secara bolak-balik sebanyak 20 kali sambil berjalan.
2. Mencatat hasil pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel yang telah tersedia.
3.3.3 Penggunaan Perangkap Nampan
1. Meletakkan nampan yang berisi air deterjen dan meletakkannya di area tertentu.
2. Setelah itu melakukan pengamatan selama kurang lebih satu minggu.
3. Mencatat hasil pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel yang telah tersedia.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Jumlah Individu (n) dan Spesies (s)

No
Ordo
Familia
Jenis Perangkap
Fitfall
Jaring Ayun
Nampan Kuning
n
S
n
S
n
S
1
Hymenoptera
Kamilidae
3
Solenopsis sp.

-
-
3
Solenopsis sp.

2
Hymenoptera
Formicidae

7
Lasius fuliginosus
-
-
10
Lasius fuliginosus
3
Odonata
Epiprocta
-
-
2
Anax junius
-
-
4
Orthoptera
Acrididae
-
-
1
Oxya chinensis
-
-
5
Lepidoptera
Hesperioidea
-
-
1
Cethosia myrina
-
-
6
Hymenoptera
Formicidae

-
-
1
Xylocopa latipes
-
-

Perhitungan Indeks Dominansi (D) dan Indeks Shanon-Wiener (H’)

Indeks dominansi (D)
Spesies rang-rang (Solenopsis sp.)                                         
D  = ∑ (ni/N)2                                                                  H’ = -∑ pi log pi                                 
     = ∑ (6/28)2                                                                         = -∑ 0,0041 log 0,0041
       = ∑ (0,21)2                                                                        = -∑                0,0041 . – 2.387                           
       = 0,0041                                                         =  0,0098
Spesies capung (Anax junius)
D  = ∑ (ni/N)2                                                                  H’ = -∑ pi log pi
      = ∑ (2/28)2                                                                      = -∑ 0,005041 log 0,005041
     = ∑ (0,071)2                                                                     = -∑ 0,005041 . – 2,2975
= 0,005041                                                                 =  5,2765

Spesies belalang (Oxya chinensis)      
D = ∑ (ni/N)2                                                  H’ = -∑ pi log pi
    = ∑ (1/28)2                                                       = -∑ 0,001275 log 0,001275
    = ∑ (0,0357)2                                                   = -∑ 0,001275 . -2,895
    =  0,001275                                                      = 0,00369

Spesies kupu-kupu (Cethosia myrina)
D = ∑ (ni/N)2                                                  H’ = -∑ pi log pi
    = ∑ (1/28)2                                                       = -∑ 0,001275 log 0,001275
    = ∑ (0,0357)2                                                   = -∑ 0,001275 . -2,895
    =  0,001275                                                      = 0,00369

Spesies tawon (Xylocopa latipes)
D = ∑ (ni/N)2                                                  H’ = -∑ pi log pi
    = ∑ (1/28)2                                                       = -∑ 0,001275 log 0,001275
    = ∑ (0,0357)2                                                   = -∑ 0,001275 . -2,895
    =  0,001275                                                      = 0,00369

4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan setelah melalui proses pengamatan dan  perhitungan, maka diperoleh hasil Indeks Dominansi (D) untuk perhitungan yaitu pada setiap spesies berbeda dari spesies rang-rang (Solenopsis sp.) 0,0041, spesies capung (Anax junius) 0,005041 dan untuk spesies belalang (Oxya chinensis), spesies kupu-kupu (Cethosia myrina), spesies tawon (Xylocopa latipes) memiliki nilai yang sama pada indeks dominansi yaitu 0,001275.

Dan untuk nilai Indeks Shanon-Wiener (H’) setelah melalui proses pengamatan dan  perhitungan, maka diperoleh hasil spesies rang-rang (Solenopsis sp.) 0,0098, spesies capung (Anax junius) 5,2765, dan untuk spesies belalang (Oxya chinensis), spesies kupu-kupu (Cethosia myrina), spesies tawon (Xylocopa latipes) memiliki nilai yang sama pada indeks dominansi yaitu 0,00369.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat simpulkan bahwa lingkungan tempat pengambilan sampel tersebut masih kurang stabil, artinya lingkungan tempat pengambilan sampel sudah terpengaruh oleh hal-hal yang bisa membuat populasi serangga di tempat itu berkurang, pencemaran yang terjadi di sekitar kampus IAIN Lampung sudah memberi pengaruh yang cukup berarti pada serangga yang berada disekitar daerah kampus. Lingkungan tempat pengambilan sampel menjadi habitat yang tidak cocok untuk serangga-serangga tersebut, sehingga jumlah spesies  serangga yang ada cenderung dalam jumlah yang banyak ada pula sedikit. Pada percobaan ini tentang indeks keanekaragaman serangga di lingkungan kampus, menggunakan alat yaitu fitfall traps (perangkap sumuran) yang terbuat dari cangkir plastik, direct traps (perangkap langsung contohnya menggunakan jarring ayun), perangkap nampan, yang berfungsi sebagai alat untuk menangkap serangga.

Populasi merupakan kelompok individu dari spesies yang sama yang secara morfologis dan biokimia relative sama yang menempati suatu tempat pada waktu tertentu. Populasi tersebut akan membentuk suatu komunitas, dimana komunitas adalah suatu kumpulan berbagai macam organisme (hewan, tumbuhan, dan mikroba) yang hidup bersama dengan saling berhubungan dan berinteraksi di dalam suatu daerah, dimana nantinya komunitas akan membentuk suatu ekosistem,  merupakan suatu sistem di alam dimana organisme terdapat hubungan timbal balik anatara organisme dengan organisme lainnya, juga dengan lingkungannya yang terhimpun dalam suatu habitat.

Keanekaragaman organisme di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut adalah faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabil, yaitu ketinggian, lintang, letak, dan pH. Jumlah spesies dalam komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keanekaragaman spesies akan bertambah bila habitat, stabil atau sesuai dengan komunitas bersangkutan.

Dengan keadaan lingkungan yang relatif stabil, serangga masih dapat menambah atau memperbesar jumlah populasinya serta memperbanyak variasi individunya. Tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti populasi dari serangga akan berkurang begitu pula dengan keanekaragamannya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya pencemaran lingkungan, aktivitas manusia yang dapat mempersempit habitat serangga tersebut serta makanan yang tersedia mulai berkurang sehinnga tingkat kompetisi antara serangga menjadi tinggi sehingga serangga banyak yang melakukan emigrasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan bahwa indeks keanekaragaman serangga di kampus IAIN Lampung tepatnya bagian belakang laboraturium dan samping kana laboraturium, dikategorikan rendah karena diakibatkan oleh faktor lingkungan dan serangga tidak mampu beradaptasi karena lokasi pengamatan itu yang tidak memiliki sumber makanan yang melimpah sehingga mengakibatkan populasi serangga disekitar kampus terganggu.












BAB V
KESIMPULAN


Dari hasil praktikun yang telah dilaksanakan dapat di tarik kesimpulan :
1.    Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keanekaragaman adalah faktor-faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabil, yaitu ketinggian, lintang, letak, dan pH.
2.    Pada penggunaan masing-masing alat spesies yang di peroleh memiliki perbedaan dari jumlah, spesies dan ukuran spesies.
3.    Kurangnya kestabilan ekosistem di lingkungan kampus IAIN Lampung mengakibatkan jumlah spesies yang di peroleh pun cukup sedikit.
4.    Adanya kompetisi pada tiap-tiap spesies pun mempengaruhi keterbatasan spesies yang hidup di lingkungan kampus IAIN Lampung.
5.    Adanya campur tangan manusia mengakibatkan populasi suatu organism dapat terganggu.


















DAFTAR PUSTAKA


Bayu. 2011. Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem.[online] tersedia : www. bayux3.blogdetik.com. Diakses pada tanggal 16 April 2012 pukul 20.00 WIB.
Lakitan, B. 1994. Ekologi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Michael, P. E. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.  Universitas Indonesia : Jakarta.
Odum, Eugene. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Setiadi, Agus. 1990. Pengantar Ekologi. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Tim Dosen Ekologi. 2012. Penuntun Praktikum ekologi . IAIN Lampung : Bandar Lampung.
Wolf, L. 1992. Ekologi Umum.  Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.






3 komentar:

  1. mksiii banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak

    BalasHapus
  2. angkatan 2012 udah dapet ekologi?
    saya biologi 2011 fmipa unila

    waah dosennya Mas Eko Kuswanto, alumniku :D

    BalasHapus